Rabu, 11 Februari 2015

kontrol star and delta

Kontrol Star Delta Motor AC 3 Phasa

Kontrol Star DeltaKontrol Star Delta

Apa yang anda ketahui tentang kontrol star delta?

Seperti namanya, secara garis besar starter wye-delta bekerja dengan dua tahap Awalnya motor berjalan dengan rangkaian belitan wye (Y) Setelah beberapa saat, motor melepas rangkaian belita wye dan beroperasi dengan belitan delta. Jenis kontrol star-delta atau wye-delta cocok digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan arus starting lebih rendah ketimbang saat menggunakan starter DOL.

Bagaimana kontrol dari starter wye-delta? Berikut gambaran sederhananya.
Kontrol Star Delta Motor AC 3 PhasaKontrol Star Delta Motor AC 3 Phasa

Cara Kerja Kontrol Star Delta
Dalam operasinya, kontaktor utama K3 dan kontaktor bintang K1 awalnya akan energized kemudian setelah beberapa waktu kontaktor bintang akan de-energized digantikan oleh kontaktor delta K2. Kontrol kapan aktifnya kontaktor-kontaktor ini diatur oleh timer K1T yang waktunya bisa diatur. Hubungan bintang dan delta akan diproteksi dari potensi aktif pada saat yang bersamaan dengan menggunakan interlok anak kontak masing-masing terhadap lawannya.

Kerja rangkaian starter star-delta adalah sebagai berikut:
  • Kondisi OFF. Semua kontaktor belum aktif dan anak kontaknya masih di posisi normalnya.
  • Kondisi bintang. Kontaktor Utama K3 dan bintang K1 akan aktif dengan kontaktor delta tidak aktif. Belitan motor akan terhubung bintang dengan konsumsi arus sekitar 1/3 dari arus DOL.
  • Kondisi terbuka. Kontaktor utama masih tertutup sedangkan kontaktor delta dan bintang terbuka. Tegangan sudah ada di salah satu ujung belitan motor (misal: U1, V1, W1) sementara yang lain masih terbuka sehingga belum ada aliran arus. Motor telah berputar dan beraksi sebagai generator.
  • Kondisi delta. Kontaktor Utama K1 dan delta K2 aktif sementara kontaktor K1 tidak aktif. Motor akan terhubung delta mendapatkan tegangan dan daya serta torsi penuh dari supply.
Hubungan bintang delta atau star-delta atau wye-delta ini memang cukup digemari sebagai pilihan aplikasi yang membutuhkan konsumsi arus yang kecil beberapa saat awal motor dihidupkan namun memiliki suatu kelemahan yang membuatnya kurang menjadi pilihan setelah adanya pengembangan reduced voltage starter yang leibh lebih baik seperti soft starter. Satu-satunya alasan pemilihan jenis starter ini adalah biaya yang lebih murah dibandingkan reduced voltage starter lainnya.
Umumnya motor listrik memiliki nilai arus starting yang menakjubkan besarnya sekitar empat hingga tujuh kali dari nilai ratingnya. Rangkaian pengurangan tegangan adalah salah satu cara untuk mengatasi masalah motor dapat bekerja tanpa trip dini.

Kenapa arus starting star-delta bisa lebih kecil dari DOL?
Arus starting motor listrik biasanya adalah sekitar empat hingga tujuh kali lebih besar dari arus nominalnya. Kenapa? Karena motor listrik membutuhkan torsi awal yang besar agar dapat melawan inersianya dan inersia bebannya dari keadaan diam. Torsi adalah proporsional dengan kuadrat fluks. Fluks adalah perbandingan tegangan dan frekuensi. Tegangan memiliki hubungan sebanding dengan arus. Pada akhirnya, torsi besar berarti akan membutuhkan konsumsi arus yang besar juga. Nah, berikut adalah pembuktian singkat mengapa arus starting star-delta lebih kecil daripada saat DOL.
Perbandingan Arus Starting Star DeltaPerbandingan Arus Starting Star Delta

Kelihatan dari penurunan persamaan-persamaan di atas bahwa arus star adalah tiga kali lebih kecil dari arus deltanya (rangkaian DOL). Ini juga menandakan bahwa torsi awal saat star akan lebih kecil 1/3 daripada DOL (saat rangkaian delta).
Satu dari beberapa hal yang perlu diingat sebelum memutuskan untuk memilih starter star-delta adalah pastikan bahwa pengurangan torsi karena rangkaian star saat starting masih memungkinkan beban bisa diputar oleh motor listrik. Kontrol ini kurang ekonomis untuk beban yang membutuhkan torsi awal besar dari 40% karena kita harus menggunakan frame size yang lebih besar dari seharusnya.

Minggu, 08 Februari 2015

Pengertian Listrik & Besaran - besaran Listrik

Pengertian Listrik & Besaran - besaran Listrik







listrik merupakan suatu muatan yang terdiri dari muatan positif dan muatan negatif , dimana sebuah benda akan dikatakan memiliki energi listrik apabila suatu benda itu mempunyai perbedaan jumlah muatan .sedangkan muatan yang dapat berpindah adalah muatan negatif dari sebuah benda,berpindahnya muatan negatif ini disebabkan oleh bermacam gaya atau energi, misal energi gerak,energi  panas dsb.perpindahan muatan negatif  inilah yang disebut dengan energi listrik.karena suatu benda akan senantiasa mempertahankan keadaan netral atau seimbang antara muatan positif dan muatan negative. Sehingga apabila jumlah muatan positif lebih besar dari muatan negative, maka benda tersebut mencari muatan negative untuk mencapai keadaan seimbang.  



Listrik memiliki besaran-besaran diantaranya sebagai berikut :

  1. Tegangan Listrik

    Tegangan listik yaitu perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dan dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi potensial dari sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensial listriknya, suatu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi. Secara definisi tegangan listrik menyebabkan obyek bermuatan listrik negatif tertarik dari tempat bertegangan rendah menuju tempat bertegangan lebih tinggi. Sehingga arah arus listrik konvensional di dalam suatu konduktor mengalir dari tegangan tinggi menuju tegangan rendah.
     
  2. Arus Listrik

    Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan elektron-elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Arus listrik dapat diukur dalam satuan couloumb/detik atau  Ampere. Contoh arus listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan mikroAmpere seperti di dalam jaringan tubuh hingga arus yang sangat kuat 1-200 kiloAmpere seperti yang terjadi pada petir. Dalam kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah konstan sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltabese dan resistansi sesuai dengan hukum ohm.
  3.  Hambatan Listrik

    Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik (misalnya resistor ) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik yang mempunyai satuan Ohm. yang dapat dirumuskan dengan       


    \mathbf R=V/I

    R adalah hambatan (Ohm)
    V adalah tegangan (Volt)
    I adalah arus (ampere)
  4. Gaya Gerak Listrik ( GGL )

    Gaya gerak listrik (GGL) adalah besarnya energi listrik yang berubah menjadi energi bukan listrik atau sebaliknya, jika satu satuan muatan melalui sumber itu, atau kerja yang dilakukan sumber arus persatuan muatan. dinyatakan dalam Volt.

     
  5. Muatan Listrik 

    Muatan listrik adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda, yang membuatnya mengalami gaya pada benda lain yang berdekatan dan juga memiliki muatan listrik. Simbol Q sering digunakan untuk menggambarkan muatan. sistem satuan internasional dari satuan Q adalah coloumb, yang merupakan 6.24 x 1018 muatan dasar. Q adalah sifat dasar yang dimiliki oleh  materi baik itu berupa proton (muatan positif) maupun elektron (muatan negatif). Muatan listrik total suatu atom atau materi ini bisa positif, jika atomnya kekurangan elektron. Sementara atom yang kelebihan elektron akan bermuatan negatif. Besarnya muatan tergantung dari kelebihan atau kekurangan elektron ini, oleh karena itu muatan materi/atom merupakan kelipatan dari satuan Q dasar. Dalam atom yang netral, jumlah proton akan sama dengan jumlah elektron yang mengelilinginya (membentuk muatan total yang netral atau tak bermuatan).
     
  6. Kapasitansi

    Kapasitans adalah ukuran jumlah muatan listrik yang disimpan (atau dipisahkan) untuk sebuah potensial listrik yang telah ditentukan. Bentuk paling umum dari piranti penyimpanan muatan adalah sebuah kapasitor dua lempeng/pelat/keping. Jika muatan di lempeng/pelat/keping adalah +Q dan –Q, dan V adalah tegangan listrik antar lempeng/pelat/keping, maka rumus kapasitans adalah:

    C = \frac{Q}{V}
    C adalah kapasitansi yang diukur dalam farad
    Q adalah muatan yang diukur dalam coloumb
    V adalah voltase yang diukur dalam volt
     

  7.  Induktansi

    Induktansi adalah sifat dari rangkaian elektronika yang menyebabkan timbulnya potensial listrik secara proporsional terhadap arus yang mengalir pada rangkaian tersebut, sifat ini disebut sebagai induktasi sendiri. Sedang apabila potensial listrik dalam suatu rangkaian ditimbulkan oleh perubahan arus dari rangkaian lain disebut sebagai induktansi bersama. Satuan induktansi dalam satuan internasional adalah weber per ampere atau dikenal pula sebagai henry (H).
    Induktansi muncul karena adanya medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik (dijelaskan oleh hukum ampere). Supaya suatu rangkaian elektronika mempunyai nilai induktansi, sebuah komponen bernama induktor digunakan di dalam rangkaian tersebut, induktor umumnya berupa kumparan kabel/tembaga untuk memusatkan medan magnet dan memanfaatkan GGL yang dihasilkannya.

  8.  Kuat Medan Listrik

    Medan lisrtik adalah ruang di sekitar benda bermuatan listrik dimana benda-benda bermuatan listrik lainnya dalam ruang ini akan merasakan atau mengalami gaya listriArah Medan Listrik.
    Kuat medan listrik adalah besaran yang menyatakan gaya coloumb per satuan muatan di suatu titik.

  9. Fluks Magnet
    Fluk magnetik adalah ukuran total medan magnetik yang menembus bidang. secara matematis fluk maknetik didefinisikan sebagi perkalian skalar antara induksi magnetik (B) dengan luas bidang yang tegak lurus pada induksi magnetik tersebut.
    BESARNYA:

    f = B A cos q

    f  = fluks magnetik (weber)
    B = induksi magnetik
    A = luas bidang yang ditembus garis gayamagnetik
    q = sudut antara arah garis normal bidang A dan arah B


    Berikut besaran listrik, notasi ( simbol ) dan satuan serta hubungan persamaan antara besaran :




    Besaran listrik satuan dan alat ukurnya :




     

sejarah kelistrikan

Asal Mula Sejarah Penemuan Listrik dan Proses Terbentuknya

17121301.jpg
Ilustrasi listrik
Dalam kehidupan manusia listrik sudah sangat dibutuhkan. Hampir semua orang di dunia menggunakan listrik. Apalagi di daerah perkotaan, listrik sudah jadi bagian kehidupan. Hilangnya listrik tiba-tiba, pasti akan mengganggu kehidupan di daerah tersebut. Di sini kita akan mengungkap sejarah awal mula manusia menemukan listrik dan bagaimana gambaran sederhana cara listrik terbentuk.
SEJARAH PENEMUAN LISTRIK
Diawali oleh Thales (antara 640-546 SM) berkebangsaan Yunani. ia biasa menggosok batu ambarnya dengan kain wool sehingga benda yang ringan didekat tongkatnya itu bergerak tetapi ia belum mengerti kenapa itu bisa terjadi.
Lalu William Gilbert (1733) seorang berkebangsaan Inggris menyebut pada peristiwa Thales itu adalah elektrik atau listrik, ia mengambil kata itu dari bahasa Yunani yaitu elektron atau batu ambar. Kemudian Charles du Fay (antara 1698-1739) berkebangsaan Perancis, ia mengetahui bahwa elektrik itu terdiri dari negatif (-) dan positif (+).
Sejauh itu banyak sekali penelitian tentang listrik dan pada tahun 1800 barulah manusia bisa menikmati gunanya listrik. Pada tahun 1800 Alessandro Volta berpendapat bahwa listrik itu seperti air dan berarti listrik itu sangat berguna karena mempunyai tenaga, dan dari hasil kerja kerasnya ia pun berhasil membuat baterai dan kita tahu bahwa baterai adalah sumber listrik.

Michael faraday
Lalu Michael Faraday, penemuannya sama seperti Volta yaitu listrik, tetapi faraday berjasa sangat besar dalam memajukan masalah listrik mengapa demikian karena Faraday berhasil menemukan listrik dengan jalan gerakan-gerakan magnet yang dimana penemuannya ini mendasari perlistrikan dewasa ini.

BAGAIMANA LISTRIK TERBENTUK
Kita akan membicarakan bagaimana bisa terbentuknya listrik yang kita gunakan sehari-hari. Listrik muncul akibat dari GGL atau gaya gerak listrik. Contoh sederhana, misalkan ada kumparan kawat lalu kumparan tersebut kita dekatkan ke magnet, maka akan ada arus dalam kawat tersebut. Hal itu terjadi karena kawat tersebut kelebihan muatan elektron dan elektron itu akan meloncat ke daerah yang kekurangan elektron. Pada saat elektron berpindah, ada energi yang dihasilkan dan energi itu yang kita pakai. Jika kita gerakan terus menerus magnet tersebut dengan cepat dan berulang-ulang, hasilnya di kawat tersebut muncul yang kita sebut listrik.
17121303.jpg
Lampu sepeda yang menggunakan dinamo
Proses ini kita temui pada generator pembangkit listrik PLN. Contoh model yg paling sederhana adalah dinamo. Tetapi proses ini dibalik. Coba kamu dihubungkan dinamo itu pada lampu kecil, lalu putar dinamo itu secara cepat, maka lampu itu akan nyala. Begitulah proses terbentuknya listrik yang kita pakai saat ini. Alat itu juga terdapat pada lampu sepeda model dulu. Dinamo akan dilekatkan pada ban depan dan saat ban berputar, lampu akan menyala.
Begitulah prosesnya, sebenarnya tidak rumit. Kita tetap menikmati bisa listrik selama generator yang ada pada PLN tetap berputar. Cara memutarnya itulah yang jadi permasalahan. Kebanyakan PLN masih menggunakan mesin berbahan bakar fosil. Sebenarnya lebih ramah menggunakan arus air, angin atau tenaga matahari.